Jumat, 25 Juni 2010

ATASI MASALAH GULMA TANAMAN KEDELE PADA SISTIM TANAM TANPA OLAH TANAH (TOT) DENGAN MESIN PENYIANG TIPE CAKAR  PUTAR



           Penanaman kedelai dengan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) sering dilakukan petani, karena dengan sistem ini tidak diperlukan biaya pengolahan tanah dan juga penanaman dapat segera dilakukan setelah musim tanam padi. Dalam kenyataannya karena tidak diolah maka gulma, khususnya dari golongan gramineae (rumput-rumputan) akan segera tumbuh sebelum bibit kedelai tumbuh tinggi. Kalau ini dibiarkan, maka gulma tersebut akan mendominasi pertumbuhan kedelai, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi.
Untuk menghindari kondisi seperti ini biasanya petani mulai melakukan penyiangan setelah tanaman kedelai berumur 15 hari dengan cara mencangkul gulma yang tumbuh diantara tanaman kedelai.  Pekerjaan ini memerlukan biaya dan tenaga yang cukup besar, sehingga sistim penanaman TOTyang bertujuan untuk menghemat biaya pengolahan tanah tidak akan efektif.
        Kelompok tani “ Sari Makmur “ merupakan salah satu kelompok tani yang sebagian besar anggota kelompok taninya dalam menanam kedelai menerapkan sistim tanam TOT. Kendala utama pada sistim ini adalah munculnya gulma sebelum tanaman kedelai tumbuh tinggi. Sehingga kalau gulma ini dibiarkan,  maka akan menggangu pertumbuhan bibit kedelai. Dengan demikian penyiangan gulma pada sistim Tanam TOT harus dilakukan. Penyiangan gulma ini dilakukan dengan memborongkan dengan dengan biaya  sekitar Rp. 350.000,-/ha.
          Dengan pertimbangan seperti tersebut di atas maka keberadaan alat penyiang gulma tanaman kedelai pada sistim tanaman TOT akan sangat diharapkan oleh petani untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sehingga hasil panen akan meningkat.

 PERUMUSAN MASALAH
    Penanaman kedelai dengan sistim tanam TOT mempunyai kelemahan yaitu:
a.    Gulma tumbuh subur sebelum tanam  kedelai tumbuh tinggi sehingga kalau dibiarkan akan mengganggu pertumbuhan tanamant kedelai
b.    Pemupukan tanaman akan kurang efektif apabila dengan tumbuhnya gulma disekitar tanaman.
c.    Penyiangan gulma memerlukan biaya sekitar Rp. 350,000,-/ha   

Penyiangan gulma yang dilakukan secara manual mempunyai kelemahan yaitu:
a.    Penyiangan membutuhkan tenaga yang banyak sekitar 3 – 4 orang dengan ongkos borongan Rp. 350.000,-/ha
b.    Penyiangan kurang bersih
c.    Waktu penyiangan cukup lama sekitar 5 hari
d.    Melihat kondisi tersebut diatas maka keberadaan alat penyiang gulma tanaman Kedelai sangat diharapkan oleh para petani untuk dapat meningkatkan hasil panennya.


TINJAUAN PUSTAKA

Gulma
         Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada disekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara khas. Gulma tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan. Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar sekali, khususnya pada gulma perennial. Gulma perennial dapat menyebar dengan cara vegetatif. Luasnya penyebaran karena daun dapat dimodifikasikan , demikian pula pada bagian-bagian lain. Disamping itu, gulma juga dapat membentuk biji dalam jumlah banyak sehingga gulma cepat berkembang biak.
       Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya untuk ruang, cahaya dan secar kimiawi untuk air, nutrisi, gas-gas penting, dan dalam peristiwa allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila komponen yang dibutuhkan oleh, baik gulma maupun tanaman budidaya, berada pada jumlah yang patut diperebutkan (Adisarwanto T.,1999).
Penanaman Kedelai
       Ada dua macam cara yang biasa dipraktekkan para petani dalam menanam Kedelai, yaitu dengan menabur dan membuat tugalan. Menanam dengan cara menabur mengandung beberapa kelemahan, antara lain pertumbuhan tanaman tidak seragam dan tidak merata, sebagian benih dapat tumbuh pesat, yang lain kerdil, bahkan ada pula yang sama sekali tidak tubuh. Disamping itu ada tanaman yang tumbuh mengelompok, sebaliknya ada pula tanaman yang tumbuh terpisah. Kelemahan lain ialah bahwa kebutuhan bibit sangat banyak. Kelebihan menanam dengan cara tugalan adalah jarak tanam bisa diatur, sehingga jumlah biji yang dibutuhkan dapat diperhitungkan sebelumnya, pertumbuhan tanaman seragam.
Jarak tanam pada penanam dengan membuat tugalan berkisar antara 20 – 40 cm. jarak tanam hendaknya diatur, agur tanaman memperoleh raung tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam Kedelai tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur, jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanaman dapat dirapatkan. Jarak tanam pada penanam benih Kedelai berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat diperpendek, sebaliknya pada penanaman benih dengan tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang banyak) jarak tanam diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu tidak terganggu tanaman yang lain. 
Pemeliharaan Kedelai
      Usaha pemeliharaan sebaiknya sejak awal, dimulai dengan pemeliharaan tanah sebelum biji Kedelai ditanam, sebab apabila tanah yang telah diolah itu dibiarkan selama kurang lebih dua minggu, kemungkinan besar tanah hasil olahan tadi sudah ditumbuhi guma (tumbuhan liar) yang biasanya mulai tumbuh 10 – 15 hari setelah pengolahan tanah. Oleh karena itu, pemeliharaan tanah mutlak perlu dilakukan sebaik-baiknya. Dalam pemeliharaan tanaman Kedelai beberpa hal yang perlu diperhatikan ialah: penyiangan
Penyiangan Gulma Kedelai
      Menyiangi berarti mencabuti rumput atau tanaman penganggu lain, kemudian membenamkannya ke dalam tanah agar tidak dapat tumbuh lagi. Rumput-rumput yang tidak disiangi akan sangat merugikan karena:
merintangi perkembangan akar dan bakal buah
menghisap garam-garam mineral ataupun pupuk
menghisap air dari dalam tanah
mengganggu masuknya sinar matahari dan pengolaan.
Penyiangan pertama dilakukan sebelum biji ditanam agar pada saat biji ditanam dapat tumbuh dan tidak terganggu akar-akar rumput. Tanaman Kedelai yang baru tumbuh sangat peka terhadap lingkungan seperti gangguan gulma, hujan lebat, hama dan sebagainya.
    Penyiangan berikutnya dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 4 minggu, sebab pada saat itu biasanya rumput telah tumbuh lagi memenuhi areal tanaman. Penyiangan yang baik dapat dilakukan sampai ke akar-akarnya, dapat pula disertai dengan mendangir, yakni menggemburkan tanah dengan cara mengaduk dan membolak-balik tanah. Pendangiran tanah perlu dilakukan agar tanah yang telah memadat akibat hujan lebat menjadi gembur dan lembab kembali sehigga akar dapat berkembang dengan leluasa dan peredaran udara serta air tidak terhalang.

Alat Penyiang
     Penyiangan biasanya dilakukan secara mekanis, yakni dengan membongkar gulma dengan menggunakan cangkul atau brujul (alat untuk melubangi tanah, berbentuk seperti garu, ditarik oleh ternak). Penyiangan dengan menggunakan cangkul pada umumnya lebih baik karena dengan cara ini penyiangan dapat dilakukan dengan teliti meskipun hasilnya sedikit dan memakan banyak waktu. Sebaliknya penyiangan dengan menggunakan brujul lebih cepat, tetapi hasilnya kurang baik karena tanaman sering rusak terinjak-injak oleh ternak yang menarik brujul. Kalau gulma yang tumbuh sangat banyak, perlu dilakukan penyiangan ketiga yakni saat Kedelai berumur 60 hari. Penyiangan tidak boleh dilakukan waktu Kedelai sedang berbunga karena akan mengakibatkan bunga rontok.

METODE PELAKSANAAN PROGRAM

Studi pustaka dan observasi lapang
Dalam merekayasa mesin penyiang gulma tanaman kedelai diperlukan studi pustaka mengenai :
a.    Teknik budidaya tanaman kedelai sistim tanam TOT meliputi : cara penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pemanenan.
b.    Sifat-sifat dan jenis gulma tanaman Kedelai
c.    Teknik penyiangan meliput: cara penyiangan, macam peralatan penyiangan.
d.    Teknik perancangan alat dan mesin pertanian khususnya mesin penyiang gulma.
Studi Lapang yang dilakukan adalah:
       Mengamati pertumbuhan gulma pada tanaman Kedelai mulai dari penanam sampai panen. Mengamati cara penyiangan gulma yang dilakukan secara manual. Mengamati peralatan yang dipergunakan untuk penyiangan. Rancang Bangun Mesin Penyiang Gulma untuk Tanaman Kedelai 
Mesin penyiang gulma didesain untuk tanaman Kedelai dengan jarak tanaman membujur antara 40 cm sampai 60 cm. Kerja mesin penyiang ini menggunakan sistim cakar dengan pisau cakar berderet pada sebuah as. Dengan sistim ini diharapkan gulma akan tercabut sampai keakarnya. Tenaga penggerak untuk memutar pisau menggunakan motor bensin 5,5 HP sedangkan untuk berjalan menggunakan tenaga dorong manusia. Gambaran mesin penyiang gulma untuk tanaman kedelei secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.
Mesin penyiang gulma untuk tanaman kedelei yang dibuat ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu:
      
       Unit Pencakar Gulma
Unit ini sangat menentukan keberhasilan penyiangan gulma untuk itu pembuatan unit ini sangat diperhatikan. Komponen utama terdiri dari pisau cakar dan as. Pisau cakar terbuat dari bahan baja dengan bentuk modifikasi dari pisau bajak rotary. Jumlah pisau cakar sebanyak 5 buah dengan jarak masing-masing 10 cm. As yang digunakan besi as diameter ¾ dim yang digerakkan dengan sistim transmisi rantai.
Unit Transmisi
        Transmisi yang digunakan untuk menggerak pisau cakar menggunakan sistim rantai diharapkan tidak akan ada slip tenaga. Untuk keamanas motor penggerak sudah terdapat didalam sistim tramisi motor itu sendiri. Rantai yang digunakan ukuran kecil untuk mengurangi beban motor terlalu besar.
Unit Roda
    Untuk dapat berjalan mesin penyiang ini dilengkapi roda jalan dengan diameter disesuaikan dengan bentuk rangka sehingga pisau cakar dapat menyentuh tanah. Roda depan didesain dengan diamter yang besar untuk melancarkan jalanya mesin karena lahan yang tidak rata. Sedangkan roda belakang hanya berfungsi untuk penyangga dan sebagai pengendali. Roda depan terbut dari besi beton dengan ditambah sirip-sirip roda untuk menopang bebeang mesin. Tenaga untuk berjalan berasal dari tenaga dorong manusia, sehingga tidak ada sistim transmisi ke unit ini.
Unit Tenaga Penggerak
        Tenaga penggerak menggunakan motor bensin 5,5 HP. Daya ini diharapkan sudah aman untuk menggerak pisau cakar untuk melakukan penyiangan pada kondisi tanah sawah ataupun tegal.
Unit Rangka
        Rangka dirancang seergonomis mungkin sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam melakukan penyiang gulma. Rangka ini dibuat untuk menopang motor penggerak, pisau cakar, sistim transmisi, roda  dan batang pendorong. Rangka terbuat dari besi siku dan pipa air disesuaikan dengan kebutuhan.

(Amal Bahariawan, S. TP. M.Si, 2009)

1 komentar:

  1. Pak, alat penyiang gulma ini bisa dibeli dimana?
    berapa harganya
    infonya kirim ke email ya!
    jajang_bjs@yahoo.com

    BalasHapus